Selasa, 01 Februari 2011

ayu sri rahayu (9e) new

artikel olah raga.
1..Pengertian

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional2. Tujuan Pendidikan Jasmani

1.Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

2.Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

4.Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

5.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis

6.Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

3.Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

1.Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya

5.Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya

6.Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung

7.Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
4. Gerak sebagai kebutuhan anak

Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi keajaiban dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun demikian, menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa.

Dunia anak-anak memang menakjubkan, mengandung aneka ragam pengalaman yang mencengangkan, dilengkapi berbagai kesempatan untuk memperoleh pembinaan . Bila guru masuk ke dalam dunia itu, ia dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan pengetahuannya, mengasah kepekaan rasa hatinya serta memperkaya keterampilannya.

Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarn

5.Perbedaan Makna Pendidikan Jasmani Dan Pendidikan Olahraga

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini adalah : “Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut.

Hal tersebut mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran “pendidikan jasmani dan kesehatan” (penjaskes) dalam kurikulum1994.

Perubahan nama tersebut tidak dilengkapi dengan sumber belajar yang menjelaskan makna dan tujuan kedua istilah tersebut. Akibatnya sebagian besar guru menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan pelaksanaannya dianggap sama. Padahal muatan filosofis dari kedua istilah di atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pertanyaannya, apa bedanya pendidikan olahraga dengan pendidikan jasmani ?

Pendidikan jasmani berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Mendidik apa ? Paling tidak fokusnya pada keterampilan anak. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa juga keterampilan emosional dan sosial.

Karena itu, seluruh adegan pembelajaran dalam mempelajari gerak dan olahraga tadi lebih penting dari pada hasilnya. Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode, melibatkan anak, berinteraksi dengan murid serta merangsang interaksi murid dengan murid lainnya, harus menjadi pertimbangan utama

artikel pendidikan
A. Ruang Lingkup Penilaian

1. Pendekatan

Pendekatan penilaian yang digunakan dalam kegiatan supervisi keterlaksanaan Kurikulum 2004 di SMA adalah : Context, Input, Process, Products, and Outcome (CIPPO).

2. Komponen

Komponen yang diukur dan dinilai dalam supervisi keterlaksanaan Kurikulum 2004 di SMA, adalah :

Komponen yang terkait (context) langsung dan tidak langsung dengan penyelenggaran Kurikulum 2004, yaitu :

a. Komponen 1 : Dukungan Unsur Terkait

Terdiri dari Sub Komponen :

1.1 Dukungan Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota)

1.2 Dukungan DPRD

1.3 Dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

1.4 Dukungan Komite Sekolah/Dewan Sekolah

1.5 Dukungan Pihak Lain (DU/DI, Alumni, LSM, dll)

Komponen masukan (inputs) yang berpengaruh pada penyelenggaran Kurikulum 2004, meliputi komponen-komponen sebagai berikut :

b. Komponen 2 : Organisasi dan Manajemen (Pengelolaan Kurikulum 2004)

Terdiri dari Sub Komponen :

2.1 Organisasi Kurikulum 2004

2.2 Manajemen Kurikulum 2004

c. Komponen 3 : Ketenagaan Kurikulum 2004

Terdiri dari Sub Komponen :

3.1 Unsur Ketenagaan

3.2 Pemberdayaan Tenaga

d. Komponen 4 : Fasilitas

Terdiri dari Sub Komponen :

4.1 Ruang Kelas

4.2 Laboratorium

4.3 Perpustakaan

4.4 Bahan Ajar

4.5 Teknologi Informasi dan Komunikasi

e. Komponen 5 : Kesiswaan

Terdiri dari Sub Komponen :

5.1 Tingkat Keberhasilan Siswa

5.2 Tingkat Pemahaman Kurikulum 2004

Komponen proses (process)

Proses yang disupervisi berkenaan dengan keterlaksanaan Kurikulum 2004 di SMA adalah komponen :

f. Komponen 6 : Pelaksanaan Kurikulum 2004

Terdiri dari Sub Komponen :

6.1 Peran Kepala Sekolah

6.2 Peran Guru Dalam Pelaksanaan KBM

6.3 Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan KBM

Produk dan Dampak (output dan outcome)

Hal-hal yang disupervisi adalah produk atau hasil keterlaksanaan Kurikulum 2004 dan dampaknya bagi sekolah. Komponen produk dan dampak tersebut adalah :

g. Komponen 7 : Hasil dan Dampak Penyelenggaraan Kurikulum 2004

Terdiri dari Sub Komponen :

7.1 Hasil Belajar

7.2 Prestasi Sekolah

B. Kriteria dan Klasifikasi

1. Kriteria Keberhasilan

a. Obyektivitas absolut memang diyakini tidak akan diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh hanyalah tertekannya unsur subyektivitas seminimal mungkin. Hal itu juga dipastikan terjadi dalam penyelenggaraan supervisi keterlaksanaan Kurikulum 2004 di 40 SMA;

b. Dalam rangka menekan unsur subyektivitas sekaligus mengoptimalkan nilai-nilai obyektivitas dalam proses dan hasil supervisi keterlaksanaan Kurikulum di 40 SMA, maka disiapkan kriteria kinerja/performansi/ keberhasilan semua aspek pada semua komponen;

c. Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu komponen tertentu. Kriteria unjuk kerja langsung menentukan nilai komponen;

d. Kriteria keberhasilan disiapkan untuk setiap aspek pada semua komponen. Formulasi semua kriteria kinerja/kriteria performansi/indikator keberhasilan ditentukan sesuai dengan karakteristik aspek yang dinilai;

e. Kriteria keberhasilan suatu aspek dalam suatu komponen tidak sama, baik dalam jumlah, substansi, maupun karakteristiknya;

2. Klasifikasi Penilaian Keberhasilan Keterlaksanaan Kurikulum 2004

Hasil penilaian keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2004 untuk semua komponen supervisi menggunakan klasifikasi sebagai berikut :

a. AB = Amat Baik

b. B = Baik

c. C = Cukup

d. K = Kurang

Sedangkan kriterianya ditetapkan sesuai dengan karakteristik komponennya masing-masing berdasarkan nilai yang diberikan yaitu :

Klasifikasi

Kriteria

Amat Baik (AB)


2.50 ≤ Nilai ≤ 3.00

Baik (B)


1.50 ≤ Nilai < 2.50 Cukup (C) 0.50 ≤ Nilai < 1.50 Kurang (K) Nilai < 0.50 C. Cara Penilaian 1. Perhitungan Skor a. Skor diberikan pada setiap aspek di semua komponen. b. Skor maksimal yang diberikan pada setiap aspek pada semua komponen adalah 3 dan skor minimal adalah 0. c. Pemberian skor pada suatu aspek dipertimbangkan melalui terpenuhinya standar/kriteria performansi/kriteria kinerja/indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dengan parameter pada suatu aspek. d. Pemberian skor pada suatu aspek sangat memerlukan kemampuan memutuskan/menentukan skor secara profesional (professional judgment). e. Kriteria pemberian skor untuk masing-masing komponen adalah sebagai berikut : 1). Komponen 1 : Dukungan Unsur Terkait Skor Kriteria 3 Mendukung dengan bukti tertulis dan terealisasi secara nyata 2 Mendukung dengan bukti tertulis tetapi belum terealisasi secara nyata 1 Dukungan diberikan masih dalam bentuk lisan 0 Belum ada dukungan sama sekali 2). Komponen 2 : Organisasi dan Manajemen (Pengelolaan Kurikulum 2004) Skor Kriteria 3 Adanya Aspek tersebut, ditunjukkan dengan bukti fisik dan dalam kondisi/berfungsi dengan sangat baik 2 Adanya Aspek tersebut, ditunjukkan dengan bukti fisik dan dalam kondisi/berfungsi dengan baik 1 Adanya Aspek tersebut, namun belum dapat ditunjukkan dengan bukti fisik 0 Belum dapat ditunjukkan keberadaan aspek tersebut baik secara konsepsi maupun fisik 3). Komponen 3 : Ketenagaan Kurikulum 2004 Skor Kriteria 3 Terpenuhinya kondisi Aspek tersebut, ditunjukkan dengan bukti fisik/tertulis dan dalam kondisi kuantitatif 100% dan/atau kualitatif Sangat Baik 2 Terpenuhinya kondisi Aspek tersebut, ditunjukkan dengan bukti fisik/tertulis dan dalam kondisi kuantitatif 50%-<100%>

Skor


Kriteria

1


Kondisi Aspek tersebut masih dalam tahap perencanaan dalam bentuk dokumen

0


Belum terpenuhinya kondisi Aspek tersebut sama sekali

4). Komponen 4 : Fasilitas

Skor


Kriteria

3


Terpenuhinya kondisi Aspek tersebut, ditunjukkan dengan bukti fisik/tertulis dan dalam kondisi kuantitatif 100% dan/atau kualitatif Sangat Baik

2


Terpenuhinya kondisi Aspek tersebut, ditunjukkan dengan bukti fisik/tertulis dan dalam kondisi kuantitatif 50%-<100%>

1


Kondisi Aspek tersebut masih dalam tahap perencanaan dalam bentuk dokumen

0


Belum terpenuhinya kondisi Aspek tersebut sama sekali

5). Komponen 5 : Kesiswaan

5.1 Tingkat Keberhasilan Siswa

Skor


Kriteria

3


³75% mata pelajaran telah menetapkan standar ketuntasan ³75%

2


50-<75%>³75%

1


1-<50%>³75%

0


Standar ketuntasan setiap mata pelajaran belum ditetapkan

5.2 Tingkat Pemahaman Kurikulum

Skor


Kriteria

3


% Rata-rata Jawaban "Ya" 90%-100%

2


% Rata-rata Jawaban "Ya" 70%-<90% 1 % Rata-rata Jawaban "Ya" 50%-<70% 0 % Rata-rata Jawaban "Ya" <50% 6). Komponen 6 : Pelaksanaan Kurikulum 2004 a). Peran Kepala Sekolah Skor Kriteria 3 Terpenuhinya kondisi Aspek tersebut, ditunjukkan dengan bukti fisik/tertulis dan dalam kondisi kuantitatif 100% dan/atau kualitatif Sangat Baik 2 Terpenuhinya kondisi Aspek tersebut, ditunjukkan dengan bukti fisik/tertulis dan dalam kondisi kuantitatif 50%-<100%>

1


Kondisi Aspek tersebut masih dalam tahap perencanaan dalam bentuk dokumen

0


Belum terpenuhinya kondisi Aspek tersebut sama sekali

b). Peran Guru dalam pelaksanaan KBM

Skor


Kriteria

3


% Rata-rata Jawaban "Ya" 90%-100%

2


% Rata-rata Jawaban "Ya" 70%-<90% 1 % Rata-rata Jawaban "Ya" 50%-<70% 0 % Rata-rata Jawaban "Ya" <50% 7). Komponen 7 : Hasil dan Dampak Penyelenggaraan Kurikulum 2004 Komponen Hasil dan Dampak Penyelenggaraan Kurikulum 2004 hanya menjaring data kuantitatif berupa data jumlah siswa dan rombongan belajar, tidak melakukan skoring. Interpretasi data akan dilakukan secara deskriftif. Hasil Belajar 7.1.1 Keberhasilan Mencapai Kriteria Skor Kriteria 3 Seluruh aspek (kognitif,psikomotor dan afektif) tercapai 2 Dua aspek (kognitif,psikomotor dan afektif) tercapai 1 Satu aspek (kognitif,psikomotor dan afektif) tercapai 0 Tidak ada aspek (kognitif,psikomotor dan afektif) yang tercapai 7.1.2 Keterlaksanaan Remedial Skor Kriteria 3 Remedial terlaksana <=25% mata pelajaran 2 Remedial terlaksana >25.00-75.00%

1


Remedial terlaksana >75.00%-<100.00% 0 Remedial terlaksana 100.00% 7.2 Prestasi Sekolah Skor Kriteria 3 Sekolah telah menunjukkan prestasi >75.00%-100.00% untuk aspek yang disupervisi (LPIR/LKIR, Olimpiade, Olah Raga dan Seni, Paskibraka, PMR, UKS, dan Pramuka) baik tingkat Internasional, Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

2


Sekolah telah menunjukkan prestasi >50.00%-75.00% untuk aspek yang disupervisi (LPIR/LKIR, Olimpiade, Olah Raga dan Seni, Paskibraka, PMR, UKS, dan Pramuka) baik tingkat Internasional, Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

1


Sekolah telah menunjukkan prestasi >0.00%-50.00% untuk aspek yang disupervisi (LPIR/LKIR, Olimpiade, Olah Raga dan Seni, Paskibraka, PMR, UKS, dan Pramuka) baik tingkat Internasional, Nasional, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

0


Tidak memiliki prestasi sama sekali

2. Perhitungan Nilai

a. Nilai diberikan pada setiap Sub Komponen, dan Komponen berdasarkan skor yang diberikan pada setiap Aspek.

b. Nilai maksimal dari Sub Komponen dan Komponen adalah 3, sedangkan minimalnya adalah 0.

c. Penghitungan nilai Sub Komponen dan Komponen dilakukan dengan menggunakan rumus :

1). Nilai Sub Komponen





Keterangan :

§ NSK : Nilai Sub Komponen

§ å SA : Jumlah Skor Aspek

§ å A : Jumlah Aspek

2). Nilai Komponen






Keterangan :

§ NK : Nilai Komponen

§ å NSK : Jumlah Nilai Sub Komponen

§ å SK : Jumlah Sub Komponen

artikel hiburan.

[ARTIKEL] Hiburan yang Melalaikan

Mohamad Fauzi
Sun, 25 May 2008 19:59:48 -0700

Subhanallah sungguh mengena hadist Rasulullah saw di saat sekarang ini
dimana tiap media khususnya TV berlomba-lomba menampilkan sesuatu yang
berlebihan seperti pentas2 idola cilik, Indonesian idol dll.



Bisa minta tolong bapak Luqman (atau Bapak Asril?) atau yang bapak/ibu
yang lain yang tahu, untaian hadist tersebut dituliskan bahasa Arabnya
terus bagaimana kedudukan hadist tersebut. Insya Allah akan sangat
membantu menjadi bahan pengingat untuk keluarga/masyarakat kita saat
ini. Syukron pak/bu.



Wassalam,

/fauzi



From: rezaervani@yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 26, 2008 7:25 AM
To: rezaervani@yahoogroups.com
Subject: [rezaervani] [ARTIKEL] Hiburan yang Melalaikan




Hiburan yang Melalaikan



Oleh: Asril MT

"Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan
dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam
genggaman-Nya, sesungguhnya Alquran dan dzikir menumbuhkan keimanan
dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan." (HR Ad-Dailami)

Di era globalisasi kini, arus informasi mengalir sedemikian derasnya
seakan tak terbendung. Berbagai jenis hiburan pun ada. Televisi dan
radio menayangkan setiap saat. Semuanya diserahkan kepada kita untuk
memilih dan memilah. Sayangnya tak semua orang bisa melaksanakannya.
Sebagian besar anak-anak dan orang tua --terutama kaum ibu--
menghabiskan waktu di depan layar kaca. Sementara waktu untuk belajar
dan menambah keimanan jauh lebih sedikit.

Islam tidak melarang orang untuk bersenang-senang asalkan sesuai
porsinya, memberikan nilai tambah dan manfaat. Apabila hiburan yang
melalaikan terlalu sering kita nikmati maka tidaklah mengherankan jika
kemunafikan tumbuh subur. Sangat sayang bila waktu dibuang-buang hanya
untuk hiburan yang melalaikan.

Allah SWT berfirman:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang
yang beriman dan beramal shaleh. Dan saling menasihati dalam kebenaran
serta saling menasihati dalam kesabaran."
(QS Al-Ashr: 1-3).

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang
yang khusyuk dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna." (QS Al-Mu'minuun: 1-3).

Marilah kita introspeksi, apakah kita rela membuat anak kita bahkan diri
kita menjadikan tontonan sebagai tuntunan. Sementara tuntunan sejati
yang membawa keselamatan yakni Al-Qur'an dan Assunnah kita jadikan
tontonan dan ditinggalkan.

"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungjawabannya." (QS Al-Isra': 36).



------------------------------------------------------------------------
---
This message (including any attachments) is confidential and may be
privileged. If you have received it by mistake please notify the sender
by return e-mail and delete this message from your system. Any
unauthorised use or dissemination of this message in whole or in part is
strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change.
ABN AMRO Bank N.V, which has its seat at Amsterdam, the Netherlands, and
is registered in the Commercial Register under number 33002587,
including its group companies, shall not be liable for the improper or
incomplete transmission of the information contained in this
communication nor for any delay in its receipt or damage to your system.
ABN AMRO Bank N.V. (or its group companies) does not guarantee that the
integrity of this communication has been maintained nor that this
communication is free of viruses, interceptions or interference.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar